Influencer dan Perannya Dalam Dunia Digital Marketing

Dunia digital marketing selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Terlebih di era seperti sekarang ini, di mana kaum millenials menjadi salah satu calon konsumen potensial untuk berbagai produk. Untuk menjangkau para millenials memang memerlukan metode yang sedikit berbeda dari generasi X karena mereka memiliki behavior yang juga berbeda.

Aktivitas kaum millenials tak bisa dipisahkan dari gadget dan media sosial. Tak sedikit pula para millenials yang melakukan branding terhadap diri mereka di media sosial. Hal ini bertujuan untuk mendatangkan followers sebanyak mungkin dan menunjukkan eksistensi pada dunia melalui media sosial.

Pengguna media sosial yang memiliki jumlah followers mencapai ribuan bahkan jutaan biasa disebut sebagai influencer. Sebutan ini bukan tanpa alasan, pasalnya melalui akun media sosial yang mereka miliki, mereka bisa menyebarkan pengaruh atau influence kepada pengguna media sosial lainnya dengan cepat.

Keefektifan Strategi Influencer Marketing

 

Influencer Marketing - nancyagita
@nancyagita

Influencer yang awalnya hanyalah seorang pengguna media sosial biasa, seiring perkembangan zaman telah berubah menjadi salah satu senjata marketing paling efektif. Influencer dapat dengan mudah ditemukan di berbagai platform media sosial, seperti YouTube, Facebook dan Instagram. Strategi marketing yang menggunakan jasa dari seorang influencer disebut sebagai influencer marketing.

Apakah pola marketing seperti ini cukup efektif? Tentu saja! Influencer marketing bekerja dengan efektif terutama untuk memperkenalkan sebuah brand atau produk baru. Berdasarkan data dari WeAreSocial, 14% pengguna internet mengetahui produk atau brand baru melalui tayangan vlog, 19% melalui celebrity endorsements dan 17% melalui laman media sosial suatu brand.

Vlogger YouTube Jadi Ujung Tombak Marketing

Vlogger Tara Arts Game
Youtube Channel – Tara Arts Game

Vlogger YouTube sangat efektif sebagai influencer karena jangkauan mereka yang luas kepada para subscriber mereka di YouTube. Terlebih lagi, vlogger yang memiliki banyak subscriber umumnya memiliki pemirsa yang loyal. Loyalitas pemirsa vlogger disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah interest pemirsa yang sama dengan konten yang disajikan oleh sang vlogger. Karena menyukai konten-konten tersebut, para subscriber pun pasti menunggu postingan terbaru dari sang vlogger. Seiring berjalannya waktu, para subscriber itu pun memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap apa yang diucapkan dan ditunjukkan oleh sang vlogger. Saat itulah brand harus mulai menggandeng vlogger tersebut untuk kemudian menjadikannya sebagai seorang influencer bagi brand tersebut.

Keefektifan influencer marketing melalui vlogger YouTube semakin dikuatkan oleh survey yang dilakukan GlobalWebIndex. Survey tersebut menghasilkan data bahwa YouTube adalah media sosial yang dikunjungi oleh 95% pengguna internet di dunia. Selain efektif dalam menjangkau audience, influencer marketing melalui YouTube juga lebih hemat biaya karena memerlukan biaya jasa yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan celebrity endorsement.

Jangkau Millenials di Facebook dan Instagram Melalui Selebgram

Influencer Marketing - Morinaga Platinum - nancyagita
@nancyagita

Media sosial lain yang juga menjadi lahan subur bagi para influencer adalah Instagram dan Facebook. Akun-akun dengan ribuan followers menjadi sasaran brand-brand besar untuk diajak bekerja sama dalam mempromosikan produk mereka.

Kemudahan membagikan gambar di Instagram menjadi faktor pendorong mengapa Instagram sangat cocok dipilih sebagai media influencer marketing. Semakin menarik gambar-gambar yang tersaji dalam suatu akun, maka engagement rate yang didapatkan pun semakin tinggi. Hal ini dibuktikan oleh SocialMediaToday yang menyajikan data bahwa akun dengan tema fotografi dan desain visual memiliki engagement rate yang sangat tinggi. Oleh karena itu, brand dengan produk bertema travel, kuliner dan fashion sangat cocok untuk menggunakan jasa influencer di Instagram.

Pola marketing di Facebook sendiri sedikit berbeda dari Instagram. Lebih dari 80% millenials memiliki akun Facebook dan aktif menggunakannya. Berdasarkan survey yang dirilis oleh DreamGrow, 50% pengguna Facebook lebih percaya pada user-generated content daripada brand-generated content. Hal ini menjadi peluang besar bagi para brand untuk menjangkau millenials dengan menggandeng para influencer untuk meningkatkan brand awareness mereka.