Mobil listrik semakin populer di Indonesia, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap energi ramah lingkungan. Selain lebih ramah lingkungan, salah satu daya tarik utama mobil listrik adalah biaya operasionalnya yang lebih rendah dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.
Namun, banyak orang masih bertanya-tanya, berapa sebenarnya biaya charge mobil listrik? Apakah benar-benar lebih murah dibandingkan mengisi bensin?
Faktor yang Mempengaruhi Biaya Charging
Biaya charge mobil listrik tidak selalu sama untuk setiap pengguna. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
- Kapasitas baterai mobil listrik: Semakin besar kapasitas baterai, semakin banyak listrik yang dibutuhkan untuk mengisi penuh daya mobil.
- Tarif listrik: Jika mengisi daya di rumah, biaya akan bergantung pada tarif listrik PLN. Sementara itu, jika menggunakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), biaya ditentukan oleh penyedia layanan.
- Jenis charger: Pengisian daya bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari slow charging di rumah hingga fast charging di SPKLU. Makin cepat pengisian, biasanya makin tinggi tarifnya.
Perbandingan Biaya Charging di Rumah vs SPKLU
Sebagian besar pemilik mobil listrik memilih untuk mengisi daya di rumah karena lebih praktis dan bisa lebih hemat. Berikut adalah perbandingan biaya charge mobil listrik di rumah dan di SPKLU:
1. Charging di Rumah
Tarif listrik rumah tangga di Indonesia berkisar antara Rp1.444 hingga Rp1.699 per kWh, tergantung pada daya listrik yang digunakan. Misalnya, jika sebuah mobil listrik memiliki baterai 40 kWh dan daya listrik rumah 2.200 VA dengan tarif Rp1.699/kWh, maka biaya pengisian penuh adalah:
40 kWh × Rp1.699/kWh = Rp67.960
Jika mobil bisa menempuh jarak sekitar 300 km per pengisian penuh, maka biaya per km sekitar Rp227.
2. Charging di SPKLU
SPKLU menawarkan berbagai jenis pengisian daya, mulai dari reguler hingga fast charging. Untuk pengisian di SPKLU, tarif rata-rata berkisar antara Rp2.466 hingga Rp2.800 per kWh. Jika menggunakan SPKLU dengan tarif Rp2.500/kWh, maka biaya pengisian penuh untuk baterai 40 kWh adalah:
40 kWh × Rp2.500/kWh = Rp100.000
Biaya per km pun menjadi sekitar Rp333.
Kesimpulannya, charging di rumah lebih murah dibandingkan di SPKLU. Namun, SPKLU bisa menjadi pilihan jika sedang bepergian jauh atau butuh pengisian daya lebih cepat.
Tips Menghemat Biaya Charging Mobil Listrik
Meskipun biaya charge mobil listrik sudah lebih hemat dibandingkan bahan bakar konvensional, ada beberapa cara untuk membuatnya semakin efisien:
- Gunakan listrik rumah saat tarif rendah: Jika memungkinkan, lakukan pengisian daya saat malam hari, terutama jika PLN menerapkan skema tarif lebih rendah pada jam tertentu.
- Gunakan charger yang sesuai: Menggunakan charger bawaan pabrikan lebih efisien dibandingkan charger pihak ketiga yang belum teruji.
- Manfaatkan insentif atau promo: Beberapa penyedia SPKLU menawarkan diskon atau promo bagi pengguna mobil listrik. Pastikan untuk selalu mengecek informasi terbaru.
Biaya charge mobil listrik ternyata jauh lebih hemat dibandingkan biaya bahan bakar mobil bensin. Jika melakukan pengisian di rumah, pengguna bisa menghemat lebih banyak dibandingkan mengisi di SPKLU. Dengan perhitungan yang tepat, memiliki mobil listrik bukan hanya membantu mengurangi polusi, tetapi juga bisa lebih ramah di kantong dalam jangka panjang.
Bagi yang ingin beralih ke mobil listrik, memahami biaya charging adalah langkah awal untuk mendapatkan manfaat maksimal dari kendaraan ramah lingkungan ini.