Website mulai dikenal pada pertengahan tahun 1990-an. Sejak saat itu, banyak orang mulai mempelajari proses pembuatan website, yang dikenal sebagai website development atau web programming. Mereka yang mendalami dunia ini disebut sebagai web developer. Hingga akhir tahun 2021, hampir 2 miliar website telah tersebar luas di internet.
Dalam industri saat ini, memiliki website adalah suatu keharusan bagi pelaku bisnis untuk memasarkan produk dan layanan mereka secara online, membuat proses bisnis lebih mudah dan jangkauan lebih global. Banyak pengamat teknologi percaya bahwa selama internet masih berfungsi, web development akan terus berkembang.
Apa Itu Website Development?
Website Development terdiri dari dua kata utama: “web” yang berarti aplikasi website atau halaman online yang berfungsi dengan internet, dan “development” yang berarti proses membangun sesuatu dari awal. Secara lengkap, web development adalah upaya dalam membangun, menciptakan, dan memelihara aplikasi yang bekerja melalui internet seperti website. Proses ini mencakup berbagai tugas di balik layar, seperti:
– Server-side scripting
– Client-side scripting
– Konfigurasi keamanan server dan jaringan
– Pengembangan e-commerce
– Pembuatan Content Management System (CMS)
Pemahaman dasar website development penting untuk mengikuti perkembangan teknologi online yang semakin canggih.
Jenis-Jenis Web Development
Web development terdiri dari tiga jenis utama, masing-masing dengan peran yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan website yang berfungsi dengan baik di internet.
1. Front-End Development
Front-end development berfokus pada bagian depan website yang diakses oleh pengunjung. Front-end developer bertanggung jawab atas desain keseluruhan website, termasuk menu, tombol interaksi, dan berbagai elemen visual lainnya. Mereka biasanya menggunakan bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, dan JavaScript.
2. Back-End Development
Back-end development berurusan dengan sisi belakang website yang tidak terlihat oleh pengguna. Ini melibatkan pengelolaan server, pengolahan data, dan pemeliharaan fungsi sistem. Back-end developer menggunakan berbagai alat seperti PHP, Python, atau Java, serta database seperti MySQL atau SQL Server.
3. Full-Stack Development
Full-stack development mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam front-end dan back-end. Full-stack developer mampu mengelola keseluruhan proses pengembangan website, dari tampilan visual hingga fungsi server.
Skill yang Dibutuhkan
Setiap web developer perlu menguasai berbagai bahasa pemrograman dan keterampilan teknis lainnya. Beberapa bahasa pemrograman dasar yang wajib dikuasai antara lain:
1. HTML (Hypertext Markup Language)
2. JavaScript
3. CSS (Cascading Style Sheets)
4. PHP (Hypertext Preprocessor)
5. SQL (Structured Query Language)
Proses Website Development
Proses pengembangan website melibatkan beberapa tahapan penting:
1. Perencanaan (Planning)
Tahap ini melibatkan pemilihan teknologi dan metodologi pengembangan, penentuan tujuan, dan prediksi waktu serta sumber daya yang dibutuhkan. Perencanaan juga melibatkan analisis kebutuhan dan identifikasi masalah.
2. Perancangan (Design)
Pada tahap ini, desainer UI merancang tampilan website dalam bentuk wireframe yang kemudian disetujui oleh developer dan stakeholder.
3. Implementasi (Coding)
Pada tahap ini, developer front-end dan back-end mulai menulis kode program berdasarkan desain yang telah disetujui, mengubah wireframe menjadi website yang berfungsi.
4. Pengujian dan Penyebaran (Testing and Deployment)
Setelah coding selesai, dilakukan pengujian untuk memastikan website berfungsi dengan baik di semua perangkat dan platform. Tahap ini juga melibatkan deteksi dan perbaikan bug.
5. Pemeliharaan (Maintenance)
Setelah website diluncurkan, developer terus melakukan maintenance, pembaruan, dan pengembangan fitur baru sesuai kebutuhan.
Demikianlah informasi mengenai web development, dari definisi hingga tahapan yang harus dilalui. Bagi Anda yang terjun ke dunia teknologi, pemahaman ini adalah dasar yang penting dalam pengembangan website.