Cara Memilih Viskositas Oli Mesin Sesuai Jenis Kendaraan

Memahami viskositas oli mesin sangat penting bagi Anda yang ingin menjaga performa dan usia mesin kendaraan tetap optimal. Viskositas atau tingkat kekentalan oli berperan besar dalam memastikan setiap komponen mesin terlindungi dari gesekan, terutama saat suhu mesin berubah-ubah. Baik saat kendaraan baru dinyalakan di pagi hari maupun ketika mesin sudah mencapai suhu operasional, oli harus mampu mengalir dengan baik tanpa kehilangan daya pelumasnya.

Pemilihan viskositas oli mesin yang tepat bukan hanya soal mengikuti tren atau merek terkenal, tetapi harus didasarkan pada standar teknis yang disesuaikan dengan jenis kendaraan, kondisi iklim, dan rekomendasi dari pabrikan. Oleh karena itu, mengenali arti kode viskositas oli dan standar internasional seperti API, JASO, serta SAE merupakan langkah awal yang perlu Anda pahami agar tidak salah dalam memilih jenis oli yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan Anda.

Mengenal Viskositas Oli Mesin

Viskositas oli mesin adalah tingkat kekentalan oli yang menunjukkan seberapa mudah oli mengalir dalam berbagai suhu, baik saat dingin maupun panas. Biasanya dilambangkan dengan kode seperti 5W-30 atau 10W-40, di mana angka di depan huruf “W” (Winter) menggambarkan performa oli di suhu rendah semakin kecil angkanya, semakin cair oli saat mesin dingin.

Sementara angka setelah “W” menunjukkan kekentalan oli saat suhu mesin tinggi semakin besar angkanya, semakin tebal perlindungan oli terhadap komponen mesin saat panas. Memilih viskositas oli mesin yang sesuai anjuran pabrikan penting untuk menjaga efisiensi pelumasan, mencegah keausan, serta memastikan kinerja mesin tetap optimal di berbagai kondisi.

Memahami Kode Standar pada Viskositas Oli Mesin

1. Kode API (American Petroleum Institute)

API adalah lembaga asal Amerika Serikat yang menentukan standar kualitas oli berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan. Kode API biasanya ditulis dengan dua huruf, seperti API SN atau API CH.

Huruf pertama menunjukkan jenis mesin “S” untuk mesin bensin dan “C” untuk mesin diesel. Sedangkan huruf kedua menunjukkan urutan kualitas semakin mendekati huruf “Z”, berarti kualitasnya semakin tinggi.

Contohnya, API SN memiliki spesifikasi yang lebih baik dibandingkan API SJ, sehingga kendaraan modern disarankan menggunakan oli dengan kode yang huruf keduanya mendekati “Z”. Ini juga berkaitan erat dengan viskositas oli mesin, karena oli berkualitas tinggi lebih stabil dan tahan terhadap perubahan suhu ekstrem.

2. Kode JASO (Japanese Automotive Standards Organization)

Kode ini dikeluarkan oleh badan standar otomotif asal Jepang dan berlaku khusus untuk sepeda motor. Terdapat dua kode utama JASO MA dan JASO MB. JASO MA cocok untuk motor berkopling basah seperti motor bebek atau motor sport, karena oli ini memiliki daya gesek lebih tinggi dan mampu menjaga kinerja kopling.

Sementara itu, JASO MB digunakan pada motor matic dengan sistem kopling kering. Kode ini penting bagi pengendara motor karena menyangkut efisiensi dan performa mesin, serta berhubungan dengan viskositas oli mesin yang sesuai dengan karakteristik kendaraan.

3. Kode SAE (Society of Automotive Engineers)

SAE menetapkan standar global mengenai tingkat kekentalan atau viskositas oli mesin, yang ditunjukkan dengan angka dan huruf seperti SAE 10W-30, SAE 15W-40, atau SAE 5W-50. Angka sebelum huruf “W” (yang berarti Winter) menunjukkan tingkat kekentalan oli saat suhu rendah. Semakin kecil angkanya, semakin mudah oli mengalir saat mesin masih dingin.

Angka setelah “W” menggambarkan kekentalan oli saat suhu mesin sudah tinggi semakin tinggi angkanya, semakin tebal oli dalam melapisi komponen mesin di suhu panas. Oli multigrade seperti SAE 10W-30 umum digunakan karena mampu menyesuaikan kekentalannya sesuai perubahan suhu, memberikan perlindungan optimal di berbagai kondisi.

Sementara itu, oli single grade, yang tidak berubah kekentalannya terhadap suhu, lebih cocok untuk kendaraan yang digunakan di daerah dengan suhu relatif stabil. Di Indonesia, oli dengan spesifikasi SAE 10W-30 atau SAE 15W-50 lebih banyak digunakan karena cocok dengan iklim tropis.

Jenis Viskositas Oli

1. Kekentalan Tetap

Jenis oli ini memiliki tingkat kekentalan yang tidak berubah, baik saat suhu mesin rendah maupun tinggi. Karena tidak mampu menyesuaikan kekentalan terhadap perubahan suhu, oli single grade lebih cocok digunakan pada sistem yang bekerja pada suhu stabil, seperti transmisi atau diferensial.

Viskositas oli mesin tipe ini biasanya ditandai dengan kode tunggal seperti SAE 30 atau SAE 40, dan lebih umum ditemukan pada kendaraan dengan kebutuhan pelumasan konstan.

2. Kekentalan Dinamis

Berbeda dengan tipe sebelumnya, oli multigrade dirancang untuk menyesuaikan kekentalannya terhadap suhu lingkungan. Saat suhu rendah, oli tetap encer untuk mempermudah sirkulasi pelumasan awal mesin.

Namun, saat suhu meningkat, oli akan mempertahankan kekentalannya agar tidak terlalu cair dan tetap memberikan perlindungan optimal. Inilah mengapa viskositas oli mesin multigrade lebih banyak digunakan pada kendaraan modern yang beroperasi dalam berbagai kondisi suhu.

Contohnya adalah oli dengan kode SAE 10W-40 atau 5W-30, yang mencerminkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu.

Standar Viskositas Oli Berdasarkan Jenis Kendaraan

Pemilihan oli kendaraan tidak bisa disamakan antara motor dan mobil, sebab keduanya memiliki karakteristik mesin yang berbeda. Oleh karena itu, mengikuti rekomendasi dari pabrikan kendaraan merupakan langkah terbaik untuk menjaga performa dan keawetan mesin.

Salah satu aspek penting dalam memilih pelumas yang tepat adalah memperhatikan standar viskositas oli mesin. Untuk sepeda motor, nilai viskositas oli mesin umumnya berkisar antara SAE 10 hingga SAE 40, tergantung pada jenis motor dan kebutuhan pelumasan mesinnya.

Sedangkan pada mobil berbahan bakar bensin, rentang kekentalan yang umum digunakan meliputi SAE 20W-50, SAE 10W-40, SAE 5W-30, hingga SAE 40. Setiap kode tersebut menunjukkan kemampuan oli dalam menjaga kestabilan pelumasan di suhu dingin maupun panas.

Selain jenis kendaraan, faktor lain seperti usia mesin, kondisi iklim tempat tinggal, dan gaya berkendara juga sangat mempengaruhi pilihan viskositas oli mesin. Misalnya, kendaraan dengan usia lebih tua mungkin membutuhkan oli yang lebih kental untuk menjaga tekanan pelumasan, sedangkan mobil baru biasanya direkomendasikan menggunakan oli dengan kekentalan lebih rendah agar efisiensi bahan bakarnya optimal.Memahami viskositas oli mesin sangat penting untuk menjaga performa dan usia mesin kendaraan Anda. Oleh karena itu, pemilihannya harus disesuaikan dengan standar seperti API, JASO, dan SAE, serta mempertimbangkan jenis kendaraan, usia mesin, dan kondisi lingkungan. Dengan menggunakan viskositas oli mesin yang sesuai rekomendasi pabrikan, Anda dapat menjaga keandalan mesin dan mencegah kerusakan yang tidak diinginkan.